Rabu, 28 Januari 2009

Film tentang haji di putar di seluruh America dan Eropa

Sebuah film tentang haji, di mana perjalanan Ibnu Batutah pada abad 14 akan diputar di seluruh Amerika dan Eropa

Hidayatullah.com--Bulan Januari 2009 ini masyarakat penggemar film bisa roadmenikmati sajian cerita tentang haji dengan teknologi layar lebar paling mutakhir. Gabungan produser film Arab dan Inggris yang telah bekerja sejak empat tahun berhasil mempersembahkan sebuah film paling indah di abad ini.

Menurut Kantor Berita Reuter edisi 23 Januari, film ini akan mengambil setting perjalanan Ibnu Batutah (Rihlah Ibnu Bathuthah) pada abad 14 yang memulai perjalanan dari Tangier, Maroko, hingga ke Arab Saudi.

Film ini nantinya akan menjadi film cerita semi dokumentar dengan tata warna indah dan pengerjaan yang seksama yang tujuannya memberi pemahaman masyarakat tentang haji.

"Empat tahun lalu, ketika kami memulai membuat film, kami ingin membawa cerita seseorang yang sampai di Mekah melalui kanvas raksasa IMAX, bioskop yang paling spektakuler di dunia dengan format ketinggian layar 25 meter, " kata Dominic Cunningham-Reid, produsen film ini.

"Kami inginkan campuran drama abad ke-14 dan kontemporer untuk menunjukkan masa lalu dan kini."

"Road to Mecca" (judul yang mirip pada buku karya wartawan Austria Leopold Weiss yang kemudian masuk Islam dengan nama Muhammad Asad) sudah selesai mengambil gambar jarak dekat dengan kamera IMAX dengan mempergunakan helikopter dengan jarak 200 meter dari medan Arafah, Mina, dan Masjidil Haram. "Kami mengetahui bahwa ini langkah pertama yang sulit merekam gambar dengan kamera IMAX," kata Dominic.

Film ini memang akan dijadikan sarana informasi tentang ritual Islam yang sangat berharga dengan masyarakat dunia agar bisa difahami sepenuhnya ajaran tersebut. "Kami hadirkan agama Islam dari jantungnya sendiri," katanya. Dengan cara pendekatan budaya semacam ini akan semakin mendekatkan umat islam dengan umat lainnya yang menjauh setelah tragedi WTC.

Karya Ibnu Bathuthah dipilih karena karya itu menggambarkan haji sangat dramatik. "Kami telah membaca karya Ibnu Bathuthah itu dan kesan saya yang sangat dramatis untuk divisualkan," kata Taran Davies, CEO Cosmic Picture yang menangani pembuatan film ini. "Ini merupakan persitiwa budaya tentang kemanusiaan dengan pesan yang kuat. Tujuan kami adalah untuk menciptakan kesadaran dan pemahaman kepada generasi berikutnya dan perdamaian dan pemahaman terutama bagi kalangan non-muslim."

Film ini dijadwalkan akan ditayangkan pertama kali di Dearborn, Michigan (AS) dan Paris pada bulan Januari ini dan pada bulan Februari di Toronto. Di Arab Saudi film ini juga akan diputar di satu-satunya bioskop yang ada di negara itu. Menyusul kemudian pemuyaran di semua negara di dunia, terutama negara-negara muslim. "Ini sebenarnya adalah hasil sebuah kolaborasi seniman dari berbagai negara dan agama yang berbeda ," jelas Davies.

Tampil sebagai bintang film ini adalah Chems Eddine Zinoun (Syamsuddin Zainun) yang memerankan Ibnu Bathutah, Hassam Ghancy, Nadim Swalha, dan Nabil Elouabhabi. Sementara bintang tamu aktor terkenal Ben Kingsley.

"Cerita ini adalah elemen penting film, dan bintang besar dapat menjadi selingan," kata Davies. Ironisnya, Zinoun, 28 tahun, sang pemain utama, meninggal pada 12 November 2008 beberapa hari setelah film itu selesai. Sehingga sang bintang tak menikmati filmnya sendiri.

Film ini melibatkan 85 tenaga seniman dan kalangan ahli dari 30 negara, terutama kalangan sejarawan yang piawai menggambarkan setting abad 14 Masehi. Menurut Davies, usai nonton film ini, orang Islam akan rindu untuk menunaikan ibadah haji. sementara bagi non-muslim akan semakin teguh memperdalam dan mengamalkan agamanya. Dari film ini akan tergambar kebesaran Tuhan dan kebenaran yang dijadikan ajaran-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar